Monday, April 7, 2014

Shalat Sebagai Kebutuhan


 Shalat Sebagai Kebutuhan
Allah swt menciptakan mahluk di alam raya ini adalah supaya tunduk dan patuh terhadap perintah-Nya. Sebagaimana allah telah memerintahkan hal ini di awal penciptaan adam. Setelah allah menunjukkan atas ke maha kuasa dan maha tahunya allah kepada para malaikant maka allah memerintahkan kepada seluruh malaikat untuk bersujud kepada adam. Perintah sujud ini dipenuhi oleh seluruh malaikat sebagai bentuk patuh mereka terhadap perintah allah ta’ala. Sujud sebagai bentuk pengagungan para malaikat kepada nabi adam ini ternyata diingkari oleh satu mahluk yaitu iblis.
Hanya dengan dua sifat iblis membangkang perintah allah yaitu enggan dan sombong. Dua sifat ini menjadi sebab dikelompokkannya iblis kedalam kelompok kafir (Q.S Al-Baqarah 32). Sifat enggan dalam sebuah hadists diartikan bahwa enggan adalah membangkan terhadap perintahku (rasulullah saw). ( H.R bukhori bab mengikuti sunnah rasulullah saw). Sedangkan sifat sombong bukanlah mereka yang berpakaian bagus, sandal bagus, kendaraan bagus dan semua yang serba bagus lantas dikatakan sombong. Namun sombong sebagaimana rasulullah terangkan dalam hadits dari sahabat Abdullah bin Mas'ud. Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, bersabda: "Tidak akan masuk surga, orang yang di dalam hatinya terdapat seberat biji sawi dari kesombongan." Seorang laki-laki bertanya, "Sesungguhnya laki-laki menyukai apabila baju dan sandalnya bagus (apakah ini termasuk kesombongan)?" Beliau menjawab: "Sesungguhnya Allah itu bagus menyukai yang bagus, kesombongan itu menolak kebenaran dan meremehkan manusia." (H.R Muslim: 131) Maka menjadi jelas bagi kita mengapa sifat sombong seperti yang dimiliki iblis menjadi sebab dikelompokkannya iblis kedalam kelompok kafir yaitu karena menolak perintah allah. dimana semua perintah allah adalah sebuah kebenaran. Lantas bagaimanakah dengan kita ? mau kah jika kita menjadi kelompok seperti yang diberikan kepada iblis lantaran enggan dan sombong dalam melaksanakn perintah-perintah allah ? Saudaraku kaum muslimin, ketahuilah bahwa allah membuat sebuah syariat bukan untuk memberatkan atau menyulitkan kepada hambanya. Allah menetapkan sebuah syariat bukan pula tidak ada hikmah atau manfaatnya. Banyak hikmah atau manfaat di balik pensyariatan sebuah ibadah, hanya saja hikmah atau manfaat itu tidak menjadi prioritas dalam pensyariatan sebuah syariat atau ibadah. Sehingga yang terpenting bagi kaum muslimin dengan adanya syariat-syarit ini adalah ketaatan atau kepatuhan terhadap syariat tersebut. Karena manfaat yang hakiki dari kita menjalankan syariat tersebut adalah mendapatkannya rahmat allah berupa surga. Oleh karena itu maka yakinilah dalam setiap beribadah kepada allah akan mendatangkan manfaat di dunia ini. Jadikanlah setiap ibadah itu sebagai kebutuhan dalam diri. Seseorang merasa sulit dan berat untuk melaksanakan shalat. Hal ini lantaran tidak adanya rasa butuh terhadap shalat itu. Namun jika kita tanyakan kepadanya “ mau sehat apa sakit ? tentu orang tersebut akan mengatakan sehat. Belum tahunya seseorang akan hikmah dalam gerakan shalat menjadikan dirinya tidak butuh dengan shalat tersebut. Shalat dengan beragam gerakan ternyata mendatangkan manfaat yang luar biasa bagi tubuh manusia. Butuhnya tubuh akan kesehatan ini menjadikan shalat sebagai kebutuhn karena tubuh tidak inigin sakit. Mungkin gambaran singkatnya ini dapat merubah diri kita dari yang semula ogah-ogahan dalam melaksanakan ibadah menjadi bergairah dan semangant dalam melaksanakannya.